0

Hmm mungkin yang ku tulis ini sekedar tuduhan berupa kalimat yg nilai-nilai dan daerah definisinya pun aku sendiri kurang memahaminya..,saya  hanya mencoba menjustifikasi dan membaca gejala yg muncul di permukaan, entah bisikan dan dapat energi dari mana atau mungkin diri saya sendiri yang galau sehingga menjadikan tulisan ini ,semua masih bertaraf mungkin mungkin  saja he he..(padahal emang iya) ;) 

Yang membuat saya ingin terus melanjutkan catatan ini adalah masih dihadapkan sesuatu realita fenomenologis yang tampak lucu dan menarik, di catatan ini  yang aku sentuh  mungkin bisa tentang cinta , galau dan kawan kawan nya karena eksistensi dari kebudayaan ABG yg sampe hari ini tetap perlu di apresiasi., bukan karena bosan membhas teknologi dan secara spontan menjadi seorang pakar dan ahli urusan cinta dan dunia kegalauan, cuman coba coba saja memberi sedikit sisa2 ruang dikepalaku untuk menuliskannya,sebagai wujud rasa syukurku sebagai bagian dari manusia manusia yg juga turut hidup menikmati jaman ini.

Tentang persoalan cinta bagiku ini tak jauh bedanya dengan masalah kemiskinan, terutama di indonesia,  saya berani jamin kita semua tidak akan pernah kehabisan tema dan materi,, percayalah! :D .Soal galau krna cinta dan perasan saran saya lebih baik ngobrol sama dinding saja he he, lah  kenapa begitu? apa ada masalah? bukanya sudah biasa orang orang di lingkungan kita sering banyak mengeluh dan kecewa dalam urusan hati sebagai wujud manifestasi dari kata yang tidak langsung juga telah kita sepakati bersama dan di beri nama “galau” , mungkin bagi orang yg sdikit mengalami gangguan berfikir spertiku, apabila menjumpai masalah yang tidak akan pernah ada habisnya kalau terus dipikirkan libih baik di diskusikan saja sama dinding kamar, ngobrol dan bicara baik baik sana sama dinding he he .

Aku yakin jelas tidak segampang itu,ada tipe tipe manusia yng tentu saja tidak semudah itu menerima konsep tadi ktimbang melepaskan masalahnya begitu saja,terkadang ada yang malah merasa nyaman atau memilih tetap menggalau meskipun itu menyiksa dirinya sendiri, sehingga mengenai ngobrol dengan dinding saya jadi sdkit yakin itu bisa diterima oleh orang orang yang mungkin tidak benar benar penuh kadar kewarasan nya.

Sebelum melebar terlalu jauh tentang hal hal galau, saya tetap tidak terima terhadap tuduhan kepada sang dinding atas ketidak warasanku!! wujud pembelaan ku terhadap sang dinding, adalah dulu yang namanya dinding itu suatu struktur benda padat yang membatasi atau kadang melindungi suatu area tapi . lagi lagi krena jaman kini dinding tak lagi menjadi dinding dan tak selamanya juga dinding akan tetap menjadi dinding ,dinding tak lagi sebutan benda ber struktur padat yang memiliki fungsi utama sebagai penyokong atap dan langit-langit, membagi ruangan, serta melindungi terhadap intrusi dan cuaca, kini dinding itu telah mengalami metamorfosa definisi menyatu menjadi istilah dari makhluk yang bernama facebook.. ya.. facebook dan rasa rasanya aku pun perlu menarik kembali kesimpulanku tentang orang orang yang biasa bicara dan mecurahkan isi kegalauan hatinya melalui dinding ,jika tidak maka tidak bisa dibayangkan berapa banyak teman teman yang memusuhiku karena hampir setiap orang memiliki dindingnya sendiri sendiri,jadi jagn heran kalau ngobrol dengan dinding saat ini memang benar benar terjadi.

Kalau memang dulu dinding juga bisa sebagai tempat melekatnya lukisan lukisan dan fotografi indah, saat ini pun masih tetap sama,cuma dinding sekarang derajatnya sedikit lebih tinggi karena tambahan fungsi fungsi khusus yang dimilikinya, dinding sekarang merupakan sebuah lahan curahan isi hati,yang kapan saja siap sebagai pencatat perilaku sehari hari dengan segala birokrasi dan idiomatik sang pemilik dinding,keluh kesah dan bentuk  varian varian kegalauan semuanya tumpah ruah ada di dinding.

Dan rasa rasanya lebih jauh blakangan ini dinding dinding yang aku temui disekitarku tidaklah beragam, ada apa dengan kalian kawan?  kebanyakan semua memuat kata kata kekecewaan dalam urusan hati , cinta dan hal hal tidak mengenakkan lainnya tentang perasaan,setiap jamnya setiap menitnya, setiap detiknya semuanya berwajah sama ,,penggalan nada putus asa dan kecewa itu tidak jarang,  terkadang ada  yang menyampaikan pada dinding bahwa  bahwa dirinya adalah sosok yang tegar dan kuat atas kegalaun yang ia rasakan padahal sbenarnya dia tetap pada posisi galau,ada juga yg benar benar putus asa dan seolah olah merasa hidupnya benar benar habis,seperti itu dan terus di ulang ulang,entah itu laki laki / wanita semuanya sama .

Ayolah kita semua merasakan jaman yang sama, pelajaran yang kita pelajari tidak hanya dan sampai pada bab galau, yang kita pelajari sudah majemuk dan jauh lebih dari ini untuk kemudian ke lembar selanjutnya,kita ini belum selesai untuk apa berlarut larut,mulai lah kembali menghiasi dinding dengan dinding yang tidak berposisi menggeser peran Tuhan, karena sejatinya Tuhan lebih berhak dan memiliki hak penuh atas diri kita,hak penuh  atas curahan isi hati,galau kegelisahan dan segala bentuk aduan aduan yang di dapatkan sang dinding.

Ah, sudahlah memang hal itu wajar wajar saja,  kuputuskan  sebaiknya saat ini aku belajar proporsional dan tetap sportif dalam memandang kehidupan , karena mungkin itu semua hanyalah curahan insaniah dalam  metabolisme ruhaniyah manusia yang Tuhan karuniakan kepada kita.Yang pasti akan aku ceritakan juga sebuah sejarah  pada anak cucuku nanti bahwa bahwa generasi penerus masa depan bangsa ini dulunya adalah galauers galauers di dinding maya yang bernama facebook dan twitter.  by. badriddujaa


Post a Comment

 
Top